Minggu, 09 Agustus 2020

Belajar dari Malala

07.27 0 Comments
"aku memimpikan suatu negara di mana pendidikan merata dan tidak ada yang tidur dengan perut lapar" 


postingan ini terinspirasi dari kisah Malala, gadis muda Pakistan yang kepalanya tertembak saat pulang sekolah. Saat itu, 9 Oktober 2012 di Pakistan, tepatnya dari Khushal Public School di Mingora. Meski usianya remaja, Malala tak kalah oleh rasa takut, dia berani memperjuangkan haknya dan hak anak-anak perempuan lainnya untuk mendapatkan pendidikan. 

Selanjutnya Oktober 2007, Taliban Pakistan berhasil menguasai Lembah Swat (daerah tempat tinggal Malala ). Mereka (Taliban Pakistan) memaksakan hukum syariah versi mereka, yaitu melarang perempuan bersekolah dan pergi ke pasar, menghukum mati bagi pencukur, pemilik toko musik, dan pencuri, bersama dengan kampanye anti vaksinasi Polio untuk mencegah penduduk lokal mendapat vaksinasi. 

Puncaknya...


Siang hari, 9 Oktober 2012. Bus sekolah dari Khushal Public School di Mingora, Distrik Swat, Khyber-Pakhtunkhwa, Pakistan, Malala Yousafzai ditembak kepalanya saat pulang sekolah. Malala segera dilarikan ke rumah sakit Shaidu Sharif Medical Complex di Mingora. Subhanallah, Ratusan orang berbondong-bondong di rumah sakit dan bersedia mendonorkan darahnya untuk Malala. Lalu, Sehari setelah peristiwa penembakan tersebut, kelompok Taliban Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap Malala dan mengancam akan menyerangnya lagi jika dia masih bertahan hidup.

Mengapa orang-orang itu berpikir untuk membunuh Malala? 
Karena pendidikan adalah hal yang sangat kuat. Bukankah, "Iqra" artinya "bacalah" adalah ayat pertama yang diturunkan Nabi Muhammad SAW dan menjadi kunci untuk mengakhiri kebodohan dan mengembangkan ilmu pengetahuan? lalu dari mana proses itu berlangsung? Pendidikan ! 
Anak-anak perempuan di seluruh Pakistan berdiri untuk mengatakan " I'm Malala". Mereka tidak berdiri sendiri. Ibu-ibu dan Guru guru di seluruh dunia mendorong mereka untuk menjadi bagian dari gerakan Malala untuk Pendidikan anak perempuan. Aku membayangkan bagaimana gadis kecil yang masih berusia 15 Tahun berdiri menentang Tentara Taliban demi pendidikannya dan kemudian Malala juga dianugerahi penghargaan prestisius, Nobel Perdamaian. dan lebih wawnya lagi, Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan 10 November Sebagai peringatan Malala (Malala Day)

jadi kesimpulannya? 
Yes, pelajaran yang dapat dipetik dari peristiwa Malala adalah bahwa pendidikan bagi perempuan itu penting dan  menentukan masa depan. Terkadang, pemikiran dan penafsiran sempitlah yang mengahambat kaum perempuan untuk mendapatkan pendidikan Terkadang terpikir, apalagi yang menjadi hambatan untukku mendapatkan pendidikan? Tidak ada ! Nyaris sempurna. Tapi kenapa sampai saat ini masih terlalu mudah dikalahkan oleh rasa malas ?
Dari peristiwa Malala, kita lebih banyak belajar tentang perjuangan, memperjuangkan haknya untuk belajar dan tentang berjuang meraih impian. Ah, impian memang harus diperjuangkan ! Bukan hanya soal ditulis dan di khayalkan. Semua dapat diraih dengan berjuang ! bukan dengan malas-malasan atau hanya bergantung pada orang lain.


Follow Us @soratemplates