Senin, 12 Maret 2018

KRISIS KARAKTER, “PR” PENDIDIKAN KARAKTER INDONESIA

00.13 0 Comments



Pendidikan merupakan tombak dasar bagi berkembangnya negara, pendidikanlah yang menjadi lahan untuk memelihara dan menghasilkan bibit unggul suatu bangsa. Menata pendidikan berarti bukan hanya menata soal sistem, namun juga mengacu pada falsafah bangsa kita sebagai acuan dalam menata pendidikan tersebut. Salah satunya Pancasila yang bukan hanya sekedar dasar bagi bangsa untuk menata kehidupannya, tapi termasuk juga di dalamnya sebagai dasar untuk menata pendidikan.
Fenomena sosial yang muncul di Negeri ini mulai mengkhawatirkan. Tak hanya dari segi ekonomi, politik, budaya, bahkan masalah pendidikan memerlukan perhatian khusus serta penanganan yang serius. Berdasarkan survey United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) tahun 2013 terhadap kualitas pendidikan di negara-negara berkembang tepatnya di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara, sementara untuk kualitas guru berada pada urutan ke 14 dari 14 negara (Kompas.com). Realita lain tentang pendidikan kita terkait kasus kekerasan terjadi di Sekolah Dasar di daerah Sukabumi yang menewaskan satu pelajarnya, semakin menambah tinta hitam untuk pendidikan kita (Republika.co.id).
Pendidikan karakter yang digadang-gadang dapat mengembalikan tujuan pendidikan untuk memanusiakan manusia kembali menjadi solusi yang ditawarkan pemerintah. Sejatinya pendidikan karakter menekankan kepada pendidik untuk bertanggung jawab lebih. Pendidik dituntut mendidikan dan menberikan contoh yang baik. Bukan hanya mentransfer ilmu kepada peserta didik, tapi juga learning by doing. Agar peserta didik juga mencontoh perilaku dari sang pendidik, maka perlu pembiasan-pembiasan baik, penanaman nilai-nilai moral, nilai kebudayaan, dan lain-lainnya bermula dari seorang pendidik. Sehingga diharapkan realita konkret dari pendidik mengakar dan menjadi pedoman peserta didik untuk menjadi individu yang cerdas, berbudi baik, produktif, dan kreatif.
Saat ini adalah zamannya krisis karakter. Banyak sekali orang pintar namun minim moral, mereka yang cerdas namun ekstrem, mereka yang berintelektual tinggi namun tak punya empati, bahkan berani menggadaikan kejujuran demi uang ataupun jabatan. Penyimpangan-penyimpangan tersebut dapat dicegah dengan pendidikan karakter sebagai kuncinya. Diharapkan pendidikan karakter bukan hanya menjadi tanggung jawab pendidikan sebagai role model anak, tapi juga keluarga, lingkungan terdekat juga ikut andil dalam membangun karakter anak ataupun peserta didik. karena generasi penerus bangsa yang memiliki karakter bermoral, tangguh dan kuat dalam membangun peradaban bangsa adalah mereka yang dapat membangun Indonesia menjadi lebih baik lagi.

Follow Us @soratemplates